5 Beda Ilmiah Gula Sederhana yang Kerap Dikonsumsi, Kamu Tahu?

SehatBugar68 - Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sulit bagi kamu untuk terlepas dari konsumsi gula. Bahkan, hampir setiap makanan atau minuman yang kamu konsumsi setiap hari justru akan terasa hambar bila tidak ada rasa manis dari zat ini. 



Monosakarida adalah kelompok gula paling sederhana, termasuk di antaranya glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Jenis gula ini kerap kali dikonsumsi tanpa disadari karena sifat dasarnya yang mudah dicerna atau diserap oleh tubuh. Namun, kini sebagian besar orang menjauhi zat tersebut karena takut gemuk atau diabetes. 

Eits, jangan keburu dijauhi. Yuk, pahami lima beda utama dari ketiga jenis gula sederhana tersebut agar kamu bisa lebih teliti dalam memilih dan memilah yang sesuai dengan kebutuhanmu.


1. Glukosa si gula darah 



Glukosa diproduksi oleh tanaman dengan bantuan energi matahari melalui proses yang disebut fotosintesis. Glukosa dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber energi sedangkan pemanis bentuk lainnya harus dicerna dan diubah terlebih dahulu menjadi glukosa. SahabatQQ

Dalam satu sendok teh glukosa, mengandung sebanyak 16 kalori. Glukosa juga diketahui berpengaruh dalam kadar gula darah. Konsentrasi normal glukosa dalam darah adalah sekitar 0,1 persen. Glukosa bisa ditemukan dalam sumber makanan pokok, seperti roti, nasi, ubi, dan olahan tepung lainnya. 


2. Fruktosa si gula buah



Pemanis ini dikenal sebagai pemanis pada buah, karena kandungannya cukup tinggi pada buah-buahan dan madu. Fruktosa adalah isomer dari glukosa (C6H12O6) dengan struktur yang berbeda.

Glukosa diklasifikasikan sebagai aldehida sementara fruktosa sebagai keton. Fruktosa memang secara alamiah banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayur-mayur, dan madu. 


3. Galaktosa si gula otak 


SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Galaktosa adalah jenis gula sederhana yang kerap dikonsumsi dan merupakan komponen (substraste) yang kerap ditemukan di jaringan-jaringan saraf dan otak. Galaktosa banyak terdapat dalam susu dan kacang-kacangan. Di samping itu, berbeda dengan glukosa dan fruktosa, jenis gula ini mampu diproduksi oleh tubuh manusia secara endogen.


4. Memiliki jalur metabolisme yang berbeda-beda



Ketika kamu memperoleh glukosa dari makanan atau minuman, glukosa akan disalurkan dalam darah (gula darah). Keberadaan gula darah ini selanjutnya akan merangsang hormon insulin yang dilepaskan oleh organ pankreas. Setelah diubah menjadi energi untuk metabolisme tubuh, maka kelebihan glukosa akan disimpan dalam sel otot dan sel hati melalui bantuan hormon tersebut. 

Fruktosa tidak akan dialirkan ke dalam darah, namun justru banyak masuk ke dalam hati dan diproses di dalam organ tersebut. Akibatnya kadar gula darah dapat lebih stabil dan jenis gula ini juga bersifat merangsang produksi sel lemak (lipogenic). 

Tidak seperti glukosa, galaktosa umumnya tidak terdapat dalam tubuh pada kondisi molekul yang bebas. Biasanya galaktosa berbentuk biomolekul kompleks. Misalnya, galaktosa bersama dengan glukosa membentuk laktosa (gula susu), yang merupakan jenis disakarida.

Tanpa glukosa yang cukup, galaktosa akan diubah terlebih dahulu menjadi glukosa 6-fosfat sebelum dapat melanjutkan ke tahap glikolisis seperti jalur metabolisme glukosa pada umumnya. 


5. Memberi pengaruh yang berlainan bagi tubuh



Ketika dioksidasi dalam tubuh melalui proses metabolisme, glukosa menghasilkan energi sekitar 686 kilokalori (2870 kilojoule) per mol yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan atau membantu menjaga tubuh tetap hangat.

Sementara fruktosa dapat mengikat beberapa mineral penting dalam darah, seperti tembaga, kromium dan seng. Sebab, mineral-mineral tersebut biasanya hadir dalam jumlah kecil, maka kurangnya ikatan darah dengan mineral itu dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh dan bahkan resistensi terhadap insulin. Ini juga menjadi salah satu faktor terjadinya diabetes tipe 2.

Galaktosa dilaporkan bermanfaat dalam pengelolaan sejumlah penyakit, terutama yang mempengaruhi fungsi otak. Bahkan, perubahan galaktosa menjadi asam amino di otak, berpotensi dalam menghilangkan senyawa neurotoksik dari otak pasien yang menderita ensefalopati hepatik atau penyakit alzheimer.


Itulah lima pembeda utama dari ketiga jenis gula sederhana yang kerap kamu temukan di sekitarmu. Kamu sudah bisa membedakannya, kan? Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar