5 Kondisi yang Butuh Lebih Banyak Vitamin B, Kamu Mengalaminya?

SehatBugar68 - Vitamin B adalah salah satu zat gizi penting yang memiliki peran vital untuk menjaga kesehatan tubuh. Kebanyakan orang mendapatkan vitamin ini melalui diet makanan sehat yang bervariasi atau suplementasi jika memiliki kebutuhan yang lebih tinggi.



Vitamin B merupakan jenis vitamin yang mudah larut dalam air. Artinya, vitamin ini mudah diserap oleh tubuh, tetapi tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh sebab itu, diperlukan "pengisian ulang" yang teratur untuk tetap memenuhi kebutuhannya. Jika ada kelebihan, tubuh biasanya mengeluarkannya melalui urine.

Masing-masing orang memiliki kebutuhan vitamin B yang berbeda, Namun, ada beberapa kelompok tertentu yang membutuhkan lebih banyak vitamin B. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya.


1. Orang tua 



Ada delapan jenis vitamin B dengan karakteristik dan spesifikasi fungsi yang berbeda-beda (vitamin B kompleks), yaitu:

Vitamin B1 (tiamina)

Vitamin B2 (riboflavin)

Vitamin B3 (niasin) 

Vitamin B5 (asam pantotenat)

Vitamin B7 (biotin)

Vitamin B9 (folat)

Vitamin B12 (kobalamin)

Secara umum, vitamin B membantu tubuh dalam menghasilkan energi, memproduksi sel darah merah, dan terkait dengan fungsi neurologis.SahabatQQ

Orang tua memiliki kebutuhan vitamin B lebih banyak karena seiring bertambahnya usia, mereka mengalami penurunan nafsu makan dan jumlah asam lambung. Asam lambung memiliki peran dalam membantu penyerapan vitamin B12 dari makanan.

Penurunan asam lambung ini pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin B12, sehingga defisiensi atau kekurangan vitamin ini sering terjadi.

Tak hanya vitamin B12, menurut studi dalam Indian Journal of Medical Research, dijelaskan bahwa orang tua juga rentan terhadap kekurangan vitamin B6 dan folat.

Pada orang tua, kekurangan nutrisi ini dikaitkan dengan penurunan tingkat kognitif yang dapat menyebabkan demensia, penyakit Alzheimer, gangguan suasana hati seperti depresi, hingga menyebabkan rasa sakit di seluruh tubuh.


2. Ibu hamil atau menyusui



Tak hanya orang tua, ibu hamil atau menyusui juga memiliki kebutuhan akan vitamin B12 dan folat yang tinggi. Ini sangat penting untuk mendukung perkembangan janin dan pertumbuhan bayi.

Mengutip laporan dalam jurnal Advances in Nutrition tahun 2015, kekurangan vitamin B12 pada ibu hamil atau menyusui dapat menyebabkan komplikasi kehamilan umum, termasuk keguguran dini, berat badan bayi lahir rendah, serta cacat penutupan tabung saraf.

Tak hanya itu, defisiensi ini juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan bayi, fungsi psikomotor, dan perkembangan otak, yang mungkin tidak bisa diubah (irreversible).

Untuk menghindari defisiensi nutrisi tersebut, ibu hamil dan menyusui biasanya dapat mengambil manfaat dari konsumsi suplemen vitamin B kompleks yang mengandung semua jenis vitamin B. Bahkan, konsumsi vitamin B9 biasanya sudah direkomendasikan sejak beberapa bulan sebelum hamil.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

3. Vegetarian atau vegan 



Vegan atau vegetarian merupakan kelompok orang yang pola makannya menghindari konsumsi produk hewani, seperti daging, telur, dan susu. Mereka lebih mengandalkan konsumsi produk nabati (makanan dari tumbuhan).

Sayangnya, tidak ada sumber makanan nabati yang bisa menyediakan vitamin B12. Jadi, para vegan dan vegetarian memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin B, khususnya vitamin B12.

Kekurangan vitamin B pada vegan atau vegetarian biasanya berdampak pada fungsi neurologis (kerusakan saraf ) dan bisa menyebabkan depresi. Konsumsi makanan yang diperkaya atau suplementasi vitamin B kompleks biasanya direkomendasikan untuk mencukupi nutrisi ini.


4. Memiliki kondisi medis tertentu



Selain gaya hidup, ada pula kondisi medis yang dapat meningkatkan kebutuhan seseorang akan vitamin B. Misalnya pada orang-orang dengan penyakit celiac, kanker, penyakit Crohn, alkoholisme, hipotiroidisme, dan anoreksia.

Berbagai kondisi di atas bisa menyebabkan gangguan pada penyerapan ataupun metabolisme vitamin sehingga meningkatkan kebutuhannya.

Sebagai contoh adalah orang dengan penyakit celiac. Penyakit ini merupakan kondisi yang berkembang akibat konsumsi gluten. Ini ditandai dengan reaksi peradangan pada usus kecil ketika mengonsumsi makanan mengandung gluten, sehingga menyebabkan kerusakan usus kecil.

Adanya kerusakan usus kecil ini menyebabkan penurunan kemampuan dalam penyerapan nutrisi, termasuk vitamin B. Maka dari itu, tak jarang orang dengan penyakit ini mengalami malnutrisi. Diet rendah gluten dan konsumsi suplemen B kompleks biasanya disarankan untuk memperbaiki kondisi ini.


5. Konsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kadar vitamin B



Pada beberapa kasus, obat-obatan tertentu juga bisa menurunkan kadar vitamin B dalam tubuh. Jadi, mereka yang mengonsumsinya berisiko mengalami kekurangan zat besi tersebut. Berikut ini beberapa obat yang bisa berinteraksi negatif dengan vitamin B:

Penghambat pompa proton: dapat menurunkan asam lambung sehingga menurunkan penyerapan vitamin B12.

Metformin: obat diabetes yang dapat menurunkan kadar vitamin B12 dan folat.

Pil KB: dapat menguras vitamin B6, B12, folat, dan riboflavin.

Obat tekanan darah dan obat kemoterapi: dapat menurunkan kadar vitamin B1.

Obat antikejang: dapat menurunkan kadar vitamin B3, B6, dan B9.

Obat-obatan untuk tuberkulosis: dapat menyebabkan rendahnya kadar vitamin B3 dan B6.

Apakah kamu termasuk orang yang butuh lebih banyak vitamin B karena beberapa kondisi yang disebutkan di atas tadi? Jika iya, ada baiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kebutuhan vitamin yang kamu butuhkan.


Apabila kamu berencana untuk mengonsumsi vitamin B dalam bentuk suplemen, penting untuk mengonsultasikannya dengan dokter terlebih dulu.  Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar