SehatBugar68 - Infertilitas adalah masalah yang ditakuti oleh pasangan suami istri yang berharap mendapatkan momongan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidaksuburan, salah satunya adalah obat-obatan yang rutin dikonsumsi.
Pada perempuan, siklus menstruasi dikontrol secara ketat oleh interaksi antara otak, ovarium, dan rahim sehingga masalah kesehatan atau obat apa pun yang mengganggu komunikasi ini dapat berdampak buruk pada ovulasi dan membuat perempuan sulit untuk hamil. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa obat yang dapat menyebabkan perempuan sulit hamil.
1. NSAID
NSAID atau non-steroidal anti-inflammatory drugs adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri. Beberapa obat ini bisa didapatkan secara bebas tanpa resep dokter. Perempuan muda yang secara rutin mengonsumsi NSAID dapat mengalami penurunan kesuburan. SahabatQQ
Dijelaskan dalam laman WebMD, obat-obatan NSAID dapat menghambat ovulasi dan menurunkan kadar hormon progesteron perempuan. Efek ini sebenarnya tidak permanen, tetapi seorang perempuan tidak akan hamil jika dia terus menggunakan NSAID. Untuk itu, perempuan yang berencana hamil disarankan untuk berhenti minum obat-obatan NSAID.
2. Antipsikotik
Obat antipsikotik yang banyak digunakan untuk mengobati gangguan kejiwaan, seperti insomnia, gangguan kecemasan, depresi berat, dan gangguan bipolar dapat menurunkan kesuburan. Dikutip dari laman MGH Center for Women's Mental Health, blokade reseptor dopamin D2 oleh agen antipsikotik dapat menyebabkan peningkatan kadar prolaktin.
Peningkatan kadar prolaktin selanjutnya dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan anovulasi dengan mengubah kadar estrogen dan FSH. Perempuan dengan hiperprolaktinemia juga dapat mengalami penurunan libido, galaktorea, dan kemungkinan peningkatan risiko osteoporosis.
3. Steroid
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Menurut laman Baby Center, steroid anabolik dan kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati asma dan lupus terbuat dari testosteron dan dapat berdampak serius pada kesuburan. Secara khusus, steroid dapat mencegah pelepasan hormon yang diperlukan untuk ovulasi dan menstruasi.
Sementara itu, bagi laki-laki, steroid dapat mengelabui otak untuk berpikir bahwa ada cukup banyak testosteron yang diproduksi. Akibatnya, otak menurunkan sinyal ke testis dan menyebabkan jumlah sperma berkurang atau tidak ada dan testis menyusut. Namun, setelah penggunaan steroid dihentikan, sekitar tiga bulan hingga satu tahun kemudian sperma akan kembali normal.
4. Obat kanker
Dijelaskan dalam laman NHS Inform, perawatan kanker dapat memengaruhi kesuburan dengan cara yang berbeda. Misalnya, kemoterapi dapat memengaruhi ovarium dengan menyebabkan lebih sedikit atau tidak ada telur yang dihasilkan. Sementara itu, radioterapi merusak indung telur atau rahim dan mengurangi kadar hormon.
Perubahan kesuburan ini bersifat permanen bagi sebagian perempuan, tetapi sementara, bagi sebagian lainnya. Biasanya, dokter akan menjelaskan pada pasien tentang kemungkinan risiko kesuburan dari perawatan kanker. Penting untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan kanker karena perawatan dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang.
5. Obat epilepsi
Dikutip dari laman Live Science, perempuan dengan epilepsi dua kali lebih mungkin menjadi tidak subur dibandingkan perempuan tanpa epilepsi. Lebih lanjut, perempuan epilepsi yang mengonsumsi tiga atau lebih obat antikejang 18 kali lebih mungkin menjadi tidak subur daripada perempuan yang tidak mengonsumsi obat epilepsi.
Obat antikejang berpotensi mengubah keseimbangan hormon reproduksi dalam tubuh. Pada gilirannya, itu dapat menyebabkan kondisi infertilitas.
Ada baiknya untuk menanyakan pada dokter efek samping obat apa pun yang akan kamu konsumsi. Jika kamu berencana untuk hamil, diskusikan dengan dokter obat apa yang harus kamu hindari selama beberapa saat agar tidak mengganggu promil. Agen Domino99
0 Komentar