5 Fakta Benang Operasi, Punya Pengaruh Besar di Dunia Medis

SehatBugar68 - Seiring waktu, teknik pengobatan dan segala hal yang berkaitan dengan dunia medis terus menunjukkan perkembangan signifikan. Kecanggihan peralatan medis dan keberagaman obat-obatan di era sekarang ini memudahkan banyak pihak yang ingin melakukan pengobatan atas penyakit yang dialaminya.

Akan tetapi, tahukah kamu kalau dalam sejarahnya, seutas benang operasi yang digunakan untuk menjahit luka mengalami evolusi dari masa ke masa? Yuk, simak bersama, berikut ini fakta unik terkait perkembangan benang operasi yang digunakan oleh para dokter saat ini!

1. Rambut, urat, benang wol, dan serat tumbuhan dijadikan alat untuk mengikat luka

Sebuah laporan berjudul "The History and Evolution of Sutures in Pelvic Surgery” dalam Journal of the Royal Society of Medicine tahun 2011, disebutkan bahwa sekitar 3000 tahun Sebelum Masehi, penduduk Mesir memanfaatkan serat tumbuhan, rambut, urat, dan benang wol untuk menjahit luka. Bekas bentuk jahitan dari serat tumbuhan, rambut, urat, dan benang wol ini juga ditemukan pada sisa-sisa mumi di Mesir. SahabatQQ

Hal tersebut juga sejalan dengan, dilansir Katsan Medical Device, bahwa suku Indian di Amerika Utara menjahit pembuluh darah dengan tendon dan menjahit luka mereka dengan serat tanaman lokal. Selain dari serat, di Yunani teknik jahit pada masa itu masih memanfaatkan rambut ekor kuda sebagai benangnya. Menarik, ya?

2. Teknik jahit sudah sejak dahulu didokumentasikan dalam papirus

Masih dari laporan dalam jurnal yang sama, dijelaskan bahwa Edwin Smith berhasil menemukan papirus pengetahuan medis yang sudah dikodifikasi pada tahun 1600 SM. Setidaknya terdapat 48 kasus tindakan medis yang diabadikan secara rinci dalam papirus Edwin Smith.

Dalam papirus tersebut, terukir tulisan “If thou findest that wound open and its stitching loose thou shouldst draw together for him the gash with two strips of linen.” Ini menunjukkan bahwa metode jahit pada saat itu masih memanfaatkan linen. Saat ini papirus tersebut berada di Metropolitan Museum of Art of New York City, Amerika Serikat.

3. Pengenalan metode pengendalian hemostatis dan benang usus 

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Sebagaimana dilansir Delhi Journal of Ophthalmology tahun 2015, Aurelius Cornelius Celsus (25 SM–50 M) berhasil menemukan dan menuliskan metode jahit kepang serta metode pengendalian hemostatis pada pembuluh darah. Aurelius menuliskan temuannya dengan begitu rinci, bahkan ia menerangkan cara mengikat di beberapa tempat guna mengendalikan hemostatis.

Tidak terlalu jauh dari temuan Aurelius, Galenus berhasil menemukan benang operasi yang dibuat dari bahan usus. Benang operasi yang terbuat dari usus hasil penelitian Galenus ini ditujukan untuk menjahit dan memperbaiki tendon para gladiator pada masa itu.

4. Dua ilmuwan Islam turut memberi sumbangsih dalam perkembangan benang operasi 

Menurut Amit Goel, seorang profesor departemen bedah umum di Jamia Hamdard Medical College, India, menyebutkan dalam artikel ilmiahnya bahwa Muhammad bin Zakariya Ar-Razi mengembangkan serta menyebarkan pada masyarakat luas terkait penggunaan senar kecapi sebagai alat jahit dinding perut. Selain itu, Ar-Razi juga mengenalkan penggunaan bulu kuda sebagai benang pada masa itu di Baghdad, Irak.

Disebutkan juga dalam laporan “The History and Evolution of Sutures in Pelvic Surgery” bahwa 60 tahun setelah kematian Ar-Razi, Ibnu Sina mengenalkan kepada dunia pada masa itu mengenai jahitan monofilamen alami dengan bulu babi. Ibnu Sina juga menjelaskan mengenai tata cara metode jahit loop untuk mengobati serta menutup luka perut.

5. Tahun 1970 menjadi awal dikenalkannya benang operasi yang dapat diserap PGA 

Benang bedah sintetis pertama yang bisa diserap PGA (suatu homopolimer asam glikolat) mulai dikenalkan dan digunakan pada tahun 1970. Seperti dilansir Katsan Medical Device, benang bedah yang digunakan sampai tahun 1930-an umumnya catgut, sutra, linen, dan katun.

Kemudian, benang berbahan poliamida (nilon) digunakan pada tahun 1941 sebagai benang bedah sintetis selama perang dunia. Hingga pada tahun 1970, ditemukanlah sebuah benang sintetis yang mampu diserap PGA.

Seiring waktu, benang operasi mulai diperhatikan terkait bahan pembuatannya yang harus nyaman, minim memicu reaksi jaringan, tidak memicu pertumbuhan bakteri, harus memiliki kekuatan tarik tinggi, mudah disterilkan, dan lain sebagainya. Jadi, bagaimana menurutmu fakta sejarah benang operasi, menarik bukan? Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar