5 Persiapan Pra-Hamil untuk Kurangi Risiko Bayi Autis

SehatBugar68 - Autisme adalah sebuah gangguan perkembangan otak, yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Gejala autisme biasanya dapat dikenali sejak usia dini. Meski belum diketahui penyebab pastinya, kemunculan autisme diduga berkaitan dengan faktor keturunan serta kondisi ibu saat hamil.

Pastinya sulit untuk mengatasi autisme bila dikaitkan dengan faktor keturunan. Karena itu, banyak ilmuwan yang mencari cara untuk menjaga kehamilan ibu, supaya risiko autisme pada anak menjadi lebih rendah.

Merangkum berbagai studi yang telah ada, tulisan ini akan menyajikan 5 persiapan yang bisa diusahakan bagi para ibu di luar sana.

1. Merencanakan kehamilan di usia yang produktif

Sudah banyak studi yang mengaitkan antara usia kehamilan dan kejadian autisme pada anak. Salah satunya adalah jurnal yang dipublikasikan Autism Research di tahun 2020. SahabatQQ

Usia kehamilan yang lebih tua (usia ibu > 35 tahun atau usia ayah > 40 tahun) menyebabkan kerusakan gen orang tua, yang kelak diwariskan ke anaknya. Tapi ternyata, usia kehamilan lebih muda (di bawah 25 tahun) juga bisa meningkatkan risiko autisme pada anak.

Oleh sebab itu, kamu bisa merencanakan kehamilan di usia yang tepat. Menurut tulisan di laman Verywell Health, kehamilan bisa direncanakan saat usia ibu antara 21 - 35 tahun.

2. Berhenti merokok selama hamil

Rokok adalah salah satu bahan yang terbukti meningkatkan risiko autisme pada bayi. Dilansir dari jurnal Autism pada tahun 2021, orang tua yang merokok (baik aktif atau pasif) berisiko melahirkan anak autisme yang lebih tinggi.

Kandungan zat dalam asap rokok dapat mengubah susunan gen dalam tubuh. Pria yang merokok juga terbukti dapat merusak gen dalam sperma. Oleh karena itu, baik ibu maupun ayah dari sang bayi sama-sama harus menghindari asap rokok selama masa kehamilan.

3. Konsumsi suplemen asam folat

Asam folat adalah salah satu suplemen wajib untuk kehamilan. Tulisan "Folic Acid and Autism: A Systematic Review of the Current State of Knowledge" yang terbit di tahun 2021 menyatakan jika asam folat berperan penting dalam penyusunan gen di tubuh manusia.

Namun perlu diperhatikan, konsumsi asam folat yang berlebihan justru akan meningkatkan risiko autisme. Mengacu pada Brain Science Journal tahun 2017, mengonsumsi asam folat lebih dari 1000 mcg/hari akan menyebabkan proses pembelahan sel yang tak terkontrol.

Anjuran suplemen folat yang tepat bagi ibu adalah 600 mcg/hari. Asupan ini bisa dimulai sejak awal kehamilan, atau bahkan dari sejak sebelum hamil.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

4. Hindari penggunaan obat kejang rutin

Dalam laman Women Mental Health, beberapa obat kejang, seperti asam valproat, karbamazepin dan lamotrigin, dapat meningkatkan risiko autisme pada anak. Temuan serupa juga pernah diutarakan oleh WebMD di tahun 2008.

Supaya terhindar dari risiko yang tidak diinginkan, para ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi tentang penggunaan obat rutin ke dokter kandungan. Dokter bisa menghentikan obat untuk sementara atau menggantinya dengan obat yang lebih aman.

5. Mengonsumsi makanan tinggi zat besi

American Journal of Epidemiology pernah merilis studinya di tahun 2014. Studi ini membandingkan kekurangan zat besi pada ibu dengan kemunculan bayi dengan autisme. Hasilnya, ibu yang kekurangan zat besi akan beresiko 1,7 kali lebih tinggi melahirkan bayi dengan autisme.

Untuk mencegahnya, ibu bisa mengonsumsi suplemen besi secara rutin sejak awal hamil. Tidak hanya itu, ibu juga harus membiasakan mengonsumsi makanan tinggi zat besi, seperti daging merah, telur, seafood dan kacang-kacangan.

Bicara tentang autisme, banyak faktor yang memang tidak bisa kita kontrol. Tapi dengan persiapan kehamilan yang lebih matang, niscaya bayi yang kamu kandung memiliki kesempatan lebih besar untuk terlahir sebagai bayi yang sehat. Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar