Kenapa Minum Kopi Bikin Kita Ingin Buang Air Besar?

SehatBugar68 - Coba perhatikan, apakah setelah kamu menikmati kopi pada hari tak lama kemudian kamu buru-buru ke kamar mandi karena ingin buang air besar? Jika iya, kamu nggak sendirian.

Ada beberapa alasan kenapa beberapa orang ingin buang air besar setelah minum kopi. Mulai dari dampak kopi terhadap hormon usus dan aktivitas usus besar hingga waktu kamu meminumnya.

Kopi membuat banyak orang ingin pergi ke toilet setelah meminumnya, dan ini juga bisa terjadi bahkan setelah minum kopi tanpa kafein (decaf). Apa yang menyebabkan keinginan untuk buang air besar setelah minum kopi? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Dorongan untuk buang air besar setelah minum kopi lebih banyak dialami perempuan

Meskipun kopi tidak memiliki efek merangsang buang air besar yang sama pada semua orang, tetapi penelitian menunjukkan bahwa kopi mendorong keinginan untuk buang air besar pada setidaknya sepertiga populasi, dan cenderung lebih berdampak pada perempuan daripada pria, menurut laporan dalam jurnal Nutrients tahun 2020.

Efek ini dapat terjadi dengan cepat. Studi menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kontraksi otot di usus besar dalam waktu 4 menit, yang dapat memicu keinginan untuk buang air besar.

Kopi berkafein tampaknya memiliki efek yang jauh lebih kuat pada aktivitas otot usus dibandingkan dengan kopi tanpa kafein. Satu studi lampau menemukan bahwa minum kopi berkafein memiliki efek 23 persen lebih kuat pada kontraksi usus besar dibanding kopi tanpa kafein. Artinya, minum kopi berkafein kemungkinan besar akan memicu keinginan buang air besar yang lebih kuat daripada kopi tanpa kafein, merujuk laporan dalam European Journal of Gastroenterology & Hepatology tahun 1998.

Selain kemampuannya untuk merangsang aktivitas otot di usus besar, ada beberapa cara lain kopi memicu keinginan untuk buang air besar pada beberapa orang.

Kopi memengaruhi hormon usus

Dilansir publikasi StatPearls, kopi merangsang peningkatan produksi beberapa hormon seperti gastrin dan cholecystokinin yang terlibat dalam respons yang disebut refleks gastrokolik, yang merangsang kontraksi di usus dan menggerakkan kotoran ke arah rektum untuk dikeluarkan. Artinya, kopi dapat merangsang gerakan di usus, yang meningkatkan keinginan untuk buang air besar.

Meskipun jelas bahwa kopi memengaruhi hormon usus tertentu, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana senyawa dalam kopi memengaruhi proses pencernaan.

Efek stimulasi kopi pada usus paling kuat pada pagi hari

Studi tua dalam jurnal Gut tahun 1990 menemukan bahwa efek stimulasi kopi pada usus tampaknya paling kuat pada pagi hari. Ini mungkin karena saat tidur, proses pengosongan perut oleh tubuh lebih lambat dibanding saat bangun. Kontraksi usus besar juga berkurang saat kita sedang tidur.

Ada juga studi dalam jurnal Arquivos de Gastroenterologia tahun 2002 yang menemukan bahwa efek stimulasi kopi pada usus tampaknya paling kuat pada pagi hari. Ini mungkin karena saat kita tidur, proses tubuh dalam mengosongkan perut lebih lambat dibanding saat bangun. Kontraksi usus besar juga berkurang saat kita tidur.

Kafein juga bisa berkontribusi

Menurut U.S. Food & Drug Administration (FDA), walaupun kafein tidak dianggap sebagai satu-satunya penyebab buang air besar setelah minum kopi, tetapi ini bisa menjadi salah satu faktornya.

Secangkir kopi 8 ons biasanya mengandung antara 80–100 miligram (mg) kafein. Kafein dalam kopi merangsang aktivitas otot usus besar dan meningkatkan tekanan di anus, yang meningkatkan keinginan untuk buang air besar. Agen Domino99

Namun, penelitian dalam jurnal Nutrients tahun 2022 menunjukkan bahwa kafein bukan satu-satunya senyawa dalam kopi yang merangsang usus besar dan membuat seseorang ingin buang air besar. Minum kopi tanpa kafein meningkatkan aktivitas otot usus besar, yang berarti bahwa komponen lain berkontribusi pada efek stimulasi usus dari kopi.

Susu atau krim yang kamu tambahkan ke dalam kopi juga bisa berperan

Menambahkan susu sapi atau krim ke kopi dapat memengaruhi pergerakan usus. Susu saja dapat menyebabkan kembung, diare, gas, mual, dan nyeri perut pada orang dengan intoleransi laktosa.

Gejala intoleransi laktosa cenderung memburuk seiring bertambahnya usia, dan banyak orang tidak mengalami gejala sampai mereka lebih tua.

Aditif kopi lainnya juga bisa merangsang pergerakan usus. Pengganti gula populer juga dapat menyebabkan gejala pencernaan seperti diare, kembung, dan gas, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Kopi decaf juga memiliki efek serupa

Sementara kafein memiliki efek stimulasi pada usus besar yang bisa bikin kita ingin buru-buru ke kamar mandi, kopi tanpa cafein (decaf) juga terbukti memicu pergerakan usus. Kopi tanpa kafein dan berkafein merangsang keinginan untuk buang air besar pada sepertiga populasi.

Walaupun efeknya kurang kuat dibanding kopi berkafein, kopi decaf merangsang aktivitas usus besar dan mempercepat keinginan untuk buang air besar. Para ahli berpikir bahwa senyawa lain yang ditemukan dalam kopi, seperti asam klorogenat dan melanoidin, berperan dalam efek "pengaktifan usus" pada kopi.

Ada beberapa alasan mengapa minum kopi bisa bikin kita ingin buang air besar. Senyawa dalam kopi seperti kafein, efek kopi pada hormon tertentu, dan aditif kopi seperti krim dan pengganti gula semuanya bisa berperan.

Kalau efek ini dirasakan mengganggu, bereksperimenlah dengan apa yang kamu masukkan ke dalam kopi, seberapa banyak kamu minum kopi, dan kapan kamu minum kopi untuk melihat apakah itu membuat perbedaan dalam rasa ingin buang air besar setelah minum kopi.

Posting Komentar

0 Komentar