5 Bahaya Emotional Eating bagi Kesehatan, Kendalikan Ya!

SehatBugar68 - Siapa yang di sini kalau galau suka makan cokelat, minum boba, atau makan junk food? Sedih sedikit bawaannya pengin makan es krim, atau kalau bad mood ingin melahap bakso pedas, dan lain-lain.

Ya, kebiasaan makan tersebut dikenal sebagai emotional eating dan sayangnya, tidak sedikit orang yang melakukannya. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita.

Apa saja bahaya emotional eating bagi kesehatan tubuh? Siapa tahu kamu atau orang terdekatmu mengalaminya, jangan lewatkan artikel ini, ya!

1. Berat badan naik terus

Siapa pun ingin memiliki berat badan yang ideal dan sehat. Namun, kalau kamu sering menuruti emotional eating, impian body goal tersebut hanyalah angan semata. Malah, yang terjadi malah berat badan terus naik dan ini bisa buruk bagi kesehatan fisik maupun mental.

Dijelaskan oleh Dr. Amanda Sainsbury-Salis, peneliti dari Garvan Institute of Medical Research dan penulis buku The Don't Go Hungry Diet, makan dalam kondisi emosi yang fluktuatif dapat membuat kamu mengonsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan, sehingga berat badan bisa naik dengan cepat.

Selain itu, makanan dan minuman yang sering dijadikan pelampiasan emosi biasanya tinggi gula dan lemak, sehingga dapat memperburuk kondisi tubuh. Dampaknya bukan cuma berat badan naik, tetapi kamu juga bisa makin dibuat overthinking dengan penambahan berat badan tersebut, yang kalau terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi kesehatan mental.

2. Mood memburuk

Saat mood sedang down, banyak orang beralih ke makanan untuk memperbaiki suasana hati. Namun, banyak orang yang tidak sadar telah terjerumus dalam "lubang" emotional eating saat melakukan hal tersebut.

Sering kali, kita merasa stres atau cemas dan memilih untuk mengatasi perasaan tersebut dengan makan makanan yang enak. Namun, siapa sangka kebiasaan ini justru dapat membuat kondisi emosionalmu memburuk.

Emma Derbyshire, pendiri Nutritional Insight menjelaskan bahwa ketika kamu mengalami stres atau cemas dan memilih untuk makan, tubuhmu akan melepaskan hormon kortisol yang dapat membuatmu merasa lebih cemas atau stres setelah makan.

Selain itu, overthinking karena menyadari sudah banyak makan mungkin juga akan menghantuimu, yang pada akhirnya akan menambah mood makin kelabu.

3. Ada ancaman penyakit kardiovaskular

Makan junk food saat merasa lelah dengan masalah hidup mungkin terasa nikmat. Namun, di balik kenikmatan sesaat tersebut, terdapat sejumlah ancaman kesehatan. Salah satunya adalah penyakit kardiovaskular. Agen Domino99 

Beth Abramson, seorang kardiolog yang berpraktik di St. Michael's Hospital, Kanada, berpendapat bahwa konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan gula yang tidak terkontrol dapat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Ia juga menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang tinggi, yang menjadi salah satu penyebab umum penyakit kardiovaskular, lebih sering ditemukan pada orang yang mengalami emotional eating.

4. Risiko diabetes meningkat

Selain penyakit kardiovaskular, orang dengan emotional eating juga rentan mengembangkan diabetes. Bagaimana tidak, jika di dalam kondisi normal kamu mungkin hanya makan satu porsi es krim, tetapi saat emosi sedang labil, sering kali kamu akan makan dengan porsi yang lebih banyak.

Peningkatan konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dapat memicu perubahan kadar gula darah yang tidak stabil dan merusak kinerja organ pankreas.

Menurut Dr. Andreas Eenfeldt, ahli nutrisi asal Swedia, konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat dapat meningkatkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2. Ia juga menjelaskan bahwa pola makan yang buruk dan berlebihan dapat menghambat produksi insulin dan membuat tubuh lebih resistan terhadap insulin.

Oleh karena itu, menghindari kebiasaan emotional eating dapat membantu menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.

5. Perubahan pola makan

Pernah nggak kamu mengidam martabak, mi instan, atau ayam geprek pedas pada malam hari? Sering dianggap sepele, tetapi kalau keinginan terus-menerus dituruti, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Perubahan siklus makan yang tidak teratur dapat menjadi masalah serius bagi kesehatan. Banyak orang yang mengalami masalah makan akibat dari kondisi emosional yang tidak stabil, seperti stres, cemas, dan depresi. Hal ini menyebabkan mereka mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan berlebihan.

Menurut buku Eating Mindfully: How to End Mindless Eating and Enjoy a Balanced Relationship with Food, perubahan siklus makan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain. Penting bagi kita untuk mengontrol pola makan dan mengimbanginya dengan rutin olahraga untuk mencegahnya.

Sebetulnya emotional eating tidak bisa dihindari sepenuhnya, karena setiap orang pasti pernah merasakan emosi yang berlebihan. Namun, yang bisa kita kontrol adalah cara mengatasi emosi yang naik turun.

Janganlah menggunakan makanan sebagai pelampiasan emosi. Cobalah untuk menemukan hobi atau aktivitas lain yang bisa membuat pikiran menjadi lebih tenang. Contohnya berkebun, menulis, atau meditasi.

Selain itu, selalu jaga pola makan yang sehat dan seimbang dan rutin olahraga agar tubuh kita senantiasa sehat dan bugar.

Posting Komentar

0 Komentar