Parenting di Kalangan Milenial: Media Sosial hingga Kesehatan Mental

   Sehatbugar68 - Baru-baru ini, IDN Media meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024 bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Laporan-laporan tersebut menyajikan potret generasi milenial dan Gen Z secara jelas dan utuh serta menawarkan analisis yang berkaitan dengan keduanya.

Salah satu hal menarik dalam Indonesia Millennial Report 2024 adalah adanya data bahwa parenting di kalangan milenial yang melibatkan isu media sosial serta kesehatan mental. Lantas, bagaimana pemaparannya? SahabatQQ


1. Milenial adalah generasi yang memasuki era transisi digital. Banyak informasi parenting yang diketahui, tapi tidak bisa melakukan sepenuhnya


Mereka dapat menemukan banyak informasi tentang anak-anak dan cara mengasuh anak di internet, namun sering kali terkejut oleh penggunaan internet yang menyebabkan muatan informasi berlebih dan peer pressure di antara sesama orangtua," kata psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.

Orangtua milenial tidak ingin anaknya mengalami kesulitan atau ketidaknyamanan sehingga cenderung bersikap lebih akomodatif. Mereka mempraktikkan drone parenting, di mana orangtua mengawasi dari kejauhan, namun enggan ikut campur ketika ada masalah.

“Prioritas parenting bagi orangtua milenial termasuk memastikan kebahagiaan anak-anaknya dan menjadi lebih terbuka terhadap pilihan dan preferensi anak," tutur Vera.DominoQQ

Orangtua milenial biasanya tahu apa yang mereka inginkan, namun tidak selalu tahu cara mencapainya. Mereka punya banyak pengetahuan tentang mengasuh anak secara modern, tapi terkadang harus melakukannya berdasarkan nasihat orangtuanya. Ini karena mereka masih hidup bersama sebagai generasi sandwich.

Hal tersebut sebenarnya tidak selamanya buruk. Ada nilai-nilai dan tradisi tertentu yang masih perlu diwariskan kepada keturunan.


2. Orangtua milenial sering menggunakan media sosial untuk menampilkan prestasi mengasuh anak


Ketika berbicara tentang pengasuhan anak dan media sosial, orangtua milenial sering menggunakan media sosial untuk menampilkan prestasi mengasuh anak atau konten keseharian anak-anaknya. Ini adalah fenomena yang disebut sharenting, gabungan kata dari share (berbagi) dan parenting (mengasuh).

Meski begitu, hal tersebut harus dilakukan secara hati-hati. Orangtua harus melindung privasi anak, terutama akan jejak digital akan kenangan anak-anak di dunia online.

Saat memberi anak-anak akses ke internet pun, orangtua milenial harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti konten yang sesuai usia, regulasi tentang konten pendek, dan batasan usia yang ditetapkan oleh masing-masing platform.

Ada beberapa pedoman dari sumber terpercaya. Ada The American Academy of Pediatrics (AAP) yang merekomendasikan anak-anak tidak boleh memiliki screen time sama sekali sampai berusia 18-24 bulan, kecuali obrolan via video. Untuk anak-anak berusia 2-5 tahun, AAP menyarankan untuk membatasi screen time selama satu jam atau kurang per harinya.


3. Ada pergeseran tanggung jawab dalam pengasuhan anak meski distribusinya belum merata


Temuan survei tambahan menunjukkan bahwa sebagian besar milenial Indonesia ingin memiliki anak. Hal ini menekankan bahwa konsep freechild masih belum lazim atau selaras dengan perspektif mereka akan pernikahan dan keluarga.DominoQQ

Dari 22 orang yang mempunyai anak, 9 di antaranya menyebutkan bahwa tanggung jawab utama ibu adalah mengasuh anak dengan kontribusi pendampingan ayah. 6 responden lainnya melakukan pembagian tanggung jawab yang setara. Dalam 4 kasus, para ibu mengasuh anaknya sendiri. Satu responden lagi menggunakan bantuan pekerja rumah tangga. Dua responden lainnya memakai keterlibatan anggota keluarga dalam pengasuhan anak.

-player

Data tersebut seakan-akan menyampaikan pada kita adanya pergeseran tanggung jawab mengasuh anak dalam keluarga milenial. Meski begitu, distribusinya belum sepenuhnya seimbang.

Dalam hal belajar dan bermain dengan anak, 13 dari 22 orangtua bertanggung jawab mengantarkan anak-anaknya ke penitipan anak atau sekolah sekaligus menjemput. Selain itu, 11 orangtua melibatkan anak-anak dalam tugas sehari-hari. 


4. Ada perubahan kesadaran di kalangan milenial Indonesia bahwa mereka tidak seharusnya menjadi beban bagi anak-anaknya


Pada pertanyaan seputar aspirasi untuk anak-anaknya, semua orangtua ingin keturunannya tumbuh sehat dan jadi orang dewasa yang mandiri. Mayoritas responden yang jumlahnya 13 individu, ingin anaknya berprestasi dan lebih sukses daripada diri mereka sendiri.Domino99

Hanya ada dua responden yang berharap anak-anaknya merawat dan mendukung orangtua secara finansial di masa depan. Artinya, ada perubahan kesadaran di kalangan milenial Indonesia bahwa saat mereka menjadi orangtua, seharusnya tidak jadi beban untuk anaknya.

Link Alaternatif :PLAYSAHABAT.ORG

Perubahan agak berbeda dari tren generasi sandwich sebelumnya. Saat itu, generasi milenial memprioritaskan kesejahteraan kedua orangtua yang lanjut usia dan anak-anaknya.

Posting Komentar

0 Komentar