SehatBugar68 - Booster atau vaksin COVID-19 dosis ketiga untuk masyarakat umum akan dimulai. Lima jenis vaksin yang digunakan untuk booster di Indonesia adalah CoronaVac (Sinovac), AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Zivifax.
Kira-kira, apa yang perlu disiapkan sebelum menerima booster vaksin COVID-19? Apa yang perlu dilakukan dan dihindari? Berikut penjelasan dari dr. RA Adaninggar, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus health educator ini!
1. Tidak perlu mengonsumsi makanan tertentu sebelum vaksinasi
Dokter Adaninggar atau yang akrab disapa dr. Ning ini mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara vaksin dengan saluran cerna. Ia menegaskan bahwa tidak perlu mengonsumsi makanan tertentu sebelum dan sesudah vaksin.
"Booster kan sama dengan vaksin-vaksin yang lain. Tujuannya untuk menambah kadar antibodi. Efek sampingnya tergantung sistem imun masing-masing orang. Ada yang demam, ada yang nggak," tuturnya.
Berdasarkan studi terbaru, justru efek vaksin booster lebih minimal karena kekebalan kita sudah terlatih. Berbeda dengan vaksin pertama yang efeknya lebih dahsyat karena adanya proses pengenalan antara tubuh dengan zat yang disuntikkan. SahabatQQ
Bagaimana jika terjadi efek seperti mual atau muntah? Bukankah itu berkaitan dengan saluran cerna? Menurutnya, itu berkaitan dengan kondisi psikis seseorang.
Sama seperti orang yang tiba-tiba kejang atau pingsan saking takutnya dengan jarum suntik. Ada pula yang asam lambungnya naik atau justru diare karena terlalu nervous (gugup).
2. Jika kondisi sedang lemah atau kelelahan, jangan vaksin dulu
Persiapan vaksinasi secara umum adalah menyiapkan fisik dan mental. Dari segi fisik, jangan sampai dalam kondisi lemah atau kelelahan. Sementara itu dari segi mental, kita harus tetap tenang, rileks, tidak cemas, dan tidak terlalu takut.
Menurut dr. Ning, syarat utama vaksinasi adalah harus sehat dan dalam kondisi fit. Termasuk makan sebelum vaksin supaya tidak pusing atau pingsan saat menunggu giliran. Selain itu, pastikan cukup tidur sebelum vaksin supaya tubuh tidak mengalami penurunan respons imun.
3. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Memang, minum banyak air tidak akan membuat perbedaan dari segi efek samping maupun efektivitas vaksin. Namun, pastikan tubuh tidak kekurangan cairan karena dehidrasi bisa meningkatkan risiko lemas, pusing, atau pingsan, baik sebelum atau sesudah vaksin.
Menurut pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO), orang dewasa dianjurkan minum air minimal 2 liter, walau sebenarnya kebutuhan cairan individu bervariasi tergantung iklim, tingkat aktivitas, dan pola makan.
4. Jangan hentikan konsumsi obat, terutama jika memiliki komorbid
Menurut dr. Ning, biasanya tidak perlu menghentikan konsumsi obat sebelum vaksinasi, terutama bagi orang dengan komorbid (penyakit penyerta) seperti hipertensi atau diabetes yang harus minum obat tiap hari supaya kondisinya terkontrol.
Ia mengatakan bahwa ada obat pengencer darah yang perlu distop sekitar empat hari sebelum vaksinasi. Setelahnya, bisa diminum lagi. Namun, ini tergantung kondisi pasien dan jenis obatnya.
"Tapi kembali lagi, konsultasikan dulu dengan dokter masing-masing. Yang tahu (kondisi pasien) adalah dokter yang memberikan obat tersebut, apakah perlu distop atau nggak," jelasnya.
5. Jika tidak mengalami efek samping, bisa kembali beraktivitas seperti biasa
Setelah memperoleh vaksin booster, apakah kita harus langsung beristirahat atau bisa beraktivitas kembali? Dikatakan oleh dr. Ning, apabila tidak ada efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), maka diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.
"Pada prinsipnya, kalau tidak ada efek samping dan tidak ada KIPI, aktivitas seperti biasa tidak masalah. Tapi kalau ada efek samping seperti demam, tentunya lebih baik istirahat. Biasanya (dalam) 2-3 hari hilang," ujarnya. Agen Domino99
0 Komentar