SehatBugar68 - Mengeluarkan sperma dengan sengaja atau onani adalah salah satu aktivitas seksual dengan merangsang organ intim dengan menggunakan tangan maupun benda kasar lainnya.
Namun, apakah sering mengeluarkan sperma dapat menghambat pertumbuhan? Beberapa rumor yang beredar bahwa efek samping dari onani dapat menghambat pertumbuhan laki-laki dan akhirnya menjadi menjadi pendek.
Dilansir Connecticut Children’s, kegiatan seksual tersebut tidak akan mengganggu pertumbuhan tinggi, alias tidak ada kaitannya. Selain itu, banyak mitos lain yang beredar mengenai onani seperti dapat menyebabkan masalah mental, kebutaan, atau membuat seseorang menjadi mandul. Namun, hal tersebut tidaklah benar.
Onani mungkin menjadi topik pribadi yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Bahkan, terlalu malu untuk sekadar bertanya atau memikirkan hal tersebut. Kemudian, saat mendengar mitos tersebut, menjadi mudah percaya tanpa mencari tahu kebenarannya. SahabatQQ
Jadi, apakah sering mengeluarkan sperma dapat menghambat pertumbuhan? Jawabannya adalah tidak. Padahal, melakukan onani ternyata memiliki dampak positif juga, lho.
Untuk lebih jelasnya, melansir Healthline, berikut penjelasan mengenai onani, serta dampak dari mengeluarkan sperma dengan sengaja.
Apa itu onani?
Onani adalah kegiatan untuk melepaskan sejumlah hormon pada laki-laki. Sedangkan, pada perempuan kegiatan seksual ini disebut dengan masturbasi.
Adapun hormon-hormon yang dilepas saat melakukan kegiatan tersebut antara lain:
Hormon dopamin, merupakan ‘hormon kebahagiaan’ yang biasanya menyangkut dengan sistem penghargaan otak.
Hormon oksitosin, disebut juga dengan hormon cinta dan dikaitkan dengan ikatan sosial
Hormon endorfin, merupakan hormon yang memiliki efek untuk menghilangkan stres dan meningkatkan mood atau suasana hati.
Hormon testosteron, merupakan hormon yang dapat meningkatkan stamina dan gairah saat berhubungan intim.
Hormon prolaktin, merupakan hormon yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membangun suasana hati.
Saat melakukan kegiatan onani atau masturbasi, berarti kamu sedang melepaskan hormon-hormon di atas. Hal ini yang menyebabkan suasana hati dan kesehatan fisikmu akan jauh lebih positif setelah melakukannya.
Dampak positif onani
Onani mungkin sangat sensitif untuk dibicarakan oleh para laki-laki. Banyak dari mereka menjadi takut dan memikirkan konsekuensi setelah melakukan kegiatan seksual tersebut. Padahal, onani sebenarnya memiliki dampak positif bila dilakukan dengan benar dan dalam frekuensi yang wajar, antara lain:
Meningkatkan suasana hati
Saat melakukan onani, hormon kebahagiaan seperti dopamin, endorfin dan oksitosin akan terlepas. Hal ini rupanya cukup membantu mengurangi stres dan relaksasi. Secara tidak langsung, onani dapat membantu kamu dalam meningkatkan suasana hati.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Membantu fokus dan konsentrasi
Mungkin kamu pernah mendengar atau merasakan setelah melakukan orgasme otakmu terasa lebih fokus. Banyak yang merasakan setelah beronani dapat membantu mereka berkonsentrasi lebih baik lagi.
Namun, tidak ada penjelasan ilmiah sebenarnya mengenai hal ini. Rasa kejernihan dan fokus tersebut sebenarnya didapatkan karena ada perasaan rileks atau bahagia setelah melakukan orgasme.
Sebuah penelitian tahun 2005 menunjukkan, hormon oksitosin yang dilepaskan saat onani dalam membantu seseorang dalam mengatasi kecemasan dan mengatur stres. Hal ini disebabkan oleh hormon tersebut yang mampu mengurangi tekanan darah dan menurunkan hormon kortisol yang menyebabkan stres.
Memperbaiki kualitas tidur
Secara anekdot, banyak orang yang setelah melakukan orgasme menjadi tertidur lelap. Hal ini tidak mengherankan sebenarnya. Hormon oksitosin dan endorfin berhubungan dengan relaksasi yang dapat menurunkan tingkat stres dan membantu kamu untuk bisa tidur.
Dampak negatif onani
Selain memiliki dampak positif yang bagus untuk relaksasi tubuh, onani juga memiliki dampak negatif Apakah sering mengeluarkan sperma dapat menghambat pertumbuhan? Tentu efek negatif yang ditimbulkan tidak berhubungan dengan hal ini.
Adapun efeknya adalah timbul rasa kecanduan, perasaan bersalah, dan penurunan sensitivitas seksual. Berikut penjelasan selengkapnya:
Memunculkan rasa kecanduan
Bagi seseorang yang telah melakukan onani, biasanya timbul rasa kecanduan untuk melakukan onani lagi. Bagi mereka yang telah terbiasa, mereka sudah cukup mendapatkan kepuasaan seks melalui hal tersebut dibanding hubungan intim. Tentu saja ini dapat merusak hubungan rumah tangga.
Selain itu, rasa candu tersebut akan membuat kamu memikirkan aktivitas tersebut secara terus menerus. Kamu mungkin akan membatalkan kegiatan atau tidak melakukan aktivitas lainnya selain beronani.
Memunculkan perasaan bersalah setelahnya
Beberapa kepercayaan agama, spiritual, dan budaya menganggap onani adalah aktivitas yang tidak sesuai tuntunan dan tidak bermoral. Selain itu, anggapan yang beredar luas mengeluarkan sperma dengan sengaja seperti itu adalah kegiatan yang kotor dan memalukan.
Beberapa spekulasi tersebut menyebabkan mereka yang melakukan onani menjadi bersalah setelahnya. Namun, apabila kamu sudah pada tahap kecanduan, maka lebih baik untuk mengunjungi dokter atau terapis psikologi. Hal seperti ini biasanya harus mendapatkan penanganan khusus.
Menurunkan aktivitas seksual
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terlalu sering melakukan onani dapat memengaruhi hubungan seksual dengan pasangan. Hal ini disebabkan oleh karena penis sudah terbiasa mendapat cengkraman yang kuat saat beronani. Sehingga, pada saat melakukan hubungan intim tidak ada gairah lagi.
Itulah beberapa penjelasan mengenai onani. Jadi, sering mengeluarkan sperma tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan tinggi. Adapun faktor tersebut biasanya dipengaruhi oleh keturunan, kebiasaan olahraga, asupan gizi, dan kondisi medis lainnya. Agen Domino99
0 Komentar