Status Asmatikus, Serangan Asma Parah yang Tidak Merespons Pengobatan

  

  Sehatbugar68  -  Status asmatikus (status asthmaticus) adalah serangan asma parah yang terjadi secara tiba-tiba atau berlangsung sangat lama. Dalam kondisi ini, gejala asma terus berlanjut dan fungsi pernapasan menurun meskipun sudah dilakukan pengobatan standar.

Status asmatikus dapat menyebabkan gagal napas, rawat inap yang berkepanjangan, bahkan kematian. Ini merupakan keadaan darurat medis yang butuh perawatan segera dan agresif.

Menurut studi di Denmark dalam jurnal Clinical Epidemiology (2013), sekitar 1,5 persen orang yang dirawat ini karena status asmatikus tidak dapat bertahan hidup.SahabatQQ

Meskipun sudah ada kemajuan dalam pengobatan darurat, status asmatikus tetap menjadi perhatian serius. Setiap orang dengan (atau tanpa) asma harus tahu tanda dan gejala peringatan umum dari status asmatikus.



1. Jenis

Dilansir Verywell Health, ada dua jenis status asmatikus:

Serangan onset lambat: Jenis yang lebih umum ini mungkin butuh waktu lama untuk terungkap dan biasanya terjadi karena pengobatan yang tidak memadai. Gejalanya biasanya memburuk selama berhari-hari atau berminggu-minggu, diselingi oleh saat-saat lega dan diakhiri dengan gejala yang tidak dapat dibalikkan dengan obat-obatan di rumah.

Serangan tiba-tiba: Orang yang mengalami jenis ini tidak mengalami gejala yang memburuk pada minggu-minggu sebelumnya, tetapi diserang dengan bronkospasme yang tiba-tiba dan parah, sesak napas, mengi, dan batuk. Serangan asma jenis ini sering kali disebabkan oleh paparan besar terhadap zat pemicu, seperti serbuk sari, debu, atau alergen makanan.


2. Penyebab

Para ahli tidak tahu mengapa beberapa orang mengalami serangan asma yang parah. Menurut laman WebMD, status asmatikus lebih mungkin terjadi jika:

Pasien asma jarang menemui dokter sehingga asma tidak terkendali dengan baik.

Orang dengan asma bersentuhan dengan pemicu asma atau hal-hal yang memicu alergi.

Pasien asma tidak menggunakan peak flow meter dan obat asma seperti yang diarahkan oleh dokter dalam rencana perawatan asma.


3. Gejala

Gejala status asmatikus sering dimulai seperti serangan asma biasa. Gejala awal ini meliputi:

Napas pendek dan dangkal.

Mengi.

Batuk.

Situs Judi Online Aman Dan Terpercaya

Namun, gejala status asmatikus cenderung memburuk atau gagal membaik seiring dengan berlanjutnya serangan. Sebagai contoh, mengi dan batuk mungkin berhenti jika seseorang dengan asma tidak mendapatkan cukup oksigen.

Gejala lain dari serangan asma yang terkait dengan status asmatikus meliputi:

Sulit bernapas.

Berkeringat parah.

Sulit berbicara.

Kelemahan dan kelelahan.

Nyeri otot perut, punggung, atau leher.

Panik atau bingung.Domino99

Bibir atau kulit berwarna biru.

Penurunan kesadaran.

Cari perawatan darurat jika gejala asma tidak dapat diatasi dengan inhaler penyelamat dan obat darurat lainnya. Banyak orang dengan status asmatikus menggambarkan "perasaan akan datangnya malapetaka" saat gejala berkembang. Ikuti insting dan jangan ragu untuk menghubungi ambulans atau segera ke unit gawat darurat.

Dalam situasi darurat, gejala-gejala ini biasanya disebut sebagai sindrom asma kritis dan menunjukkan bahwa anak atau orang dewasa berada pada peningkatan risiko kematian, menurut laporan dalam Clinical Reviews in Allergy & Immunology (2015).


4. Diagnosis

Status asmatikus biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan didukung oleh berbagai tes yang mengukur laju pernapasan dan kadar oksigen darah. Tanda-tanda diagnostik umum status asmatikus meliputi:


Sesak napas saat istirahat.

Ketidakmampuan untuk berbicara dalam kalimat atau tidak dapat berbicara sama sekali.

Peningkatan laju pernapasan saat istirahat (lebih dari 30 napas per menit).

Peningkatan denyut nadi saat istirahat (lebih dari 120 denyut per menit).

Agitasi dan lekas marah.DominoQQ

Kadar oksigen darah rendah (hipoksemia diikuti oleh hipoksia).

Berkurangnya kapasitas pernapasan (diukur dengan peak flow meter).


5. Pengobatan

Status asmatikus selalu diperlakukan sebagai keadaan darurat medis. Protokol perawatan standar di ruang gawat darurat meliputi:

Terapi oksigen darurat yang diberikan melalui masker.

Short-acting beta-agonist (seperti albuterol) melalui inhaler atau nebulizer.

Kortikosteroid (seperti prednison) diberikan melalui mulut atau secara intravena (ke dalam pembuluh darah).

Obat antikolinergik inhalasi (seperti Atrovent).

Beta-agonist (seperti terbutalin) yang disuntikkan di bawah kulit.

Magnesium sulfat yang diberikan secara intravena.

Leukotriene modifier (seperti zafirlukast atau zileuton) yang diberikan secara oral.

Ventilasi mekanis umumnya dianggap sebagai pengobatan pilihan terakhir karena risiko trauma paru-paru dan peningkatan risiko kematian. Menurut laporan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology (2019), kurang dari 1 persen kunjungan ruang gawat darurat untuk asma memerlukan ventilasi mekanis

Sebagai modalitas terakhir, oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO) telah efektif pada beberapa pasien saat asma akan berakibat fatal bahkan dengan ventilasi mekanis. ECMO menawarkan satu lagi pilihan terakhir dan modalitas perawatan terakhir bagi mereka yang semua perawatan termasuk ventilasi mekanis telah gagal.

Sekarang dianggap bahwa ECMO harus dipertimbangkan sebagai pengobatan dini untuk orang dengan status asma yang memiliki pertukaran gas yang buruk dan tidak menanggapi intervensi darurat standar. ECMO menawarkan cara memulihkan pertukaran gas dalam tubuh sambil mencegah cedera paru-paru terkait dengan ventilasi mekanis.

Link Alternatif  :PLAYSABAT.ORG

Orang dengan kondisi ini akan membutuhkan perawatan berkelanjutan untuk meningkatkan pernapasannya dan mengurangi risiko komplikasi. Makin dini pengobatan didapat, makin besar kemungkinan gejalanya akan sembuh.

Posting Komentar

0 Komentar