SehatBugar68 - Melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya mungkin membuat kamu bertanya-tanya, apakah seharusnya mencukur rambut kemaluan sebelum melakukannya? Pasalnya, praktik ini sering kali dikaitkan dengan faktor kebersihan dan tampilan yang lebih menarik dan terawat (estetika).
Namun, tahukah kamu kalau melakukan perawatan rambut kemaluan, seperti mencukur, waxing, ataupun laser sebelum berhubungan seks ini justru dianggap dapat meningkatkan risiko kesehatan? Misalnya mempermudah penularan infeksi dan menyebabkan cedera saat bercinta.
Jadi, apakah tidak mencukur atau membiarkan rambut kemaluan berarti lebih baik sebelum berhubungan seks? Kalau penasaran, yuk, baca terus artikel ini sampai selesai!
1. Alasan seseorang mencukur rambut kemaluan
Mencukur rambut kemaluan ataupun tidak adalah preferensi pribadi setiap individu. Beberapa orang mungkin lebih nyaman dengan menghilangkannya, sementara yang lainnya mungkin lebih suka membiarkannya tumbuh.
Namun, memang ada beberapa hal yang membuat seseorang termotivasi untuk mencukur rambut kemaluan, seperti untuk memenuhi keinginan pasangan ataupun meningkatkan gairah seksual. SahabatQQ
Menurut sebuah laporan dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2009, tren mencukur rambut kemaluan sebenarnya sudah ada sejak abad ke-21. Diduga, tren ini berkembang terkait dengan peningkatan aksesibilitas pornografi berbasis internet. Secara anekdot, ini dipercaya dapat meningkatkan sensasi dan kepuasan seksual, meskipun tidak ada penelitian kuantitatif untuk hal ini.
Lebih lanjut, studi berjudul "To Shave or Not to Shave: Pubic Hair Removal and Its Association with Relational and Sexual Satisfaction in Women and Men" dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2019 menyebut, kepuasan seksual dan hubungan pada laki-laki dikaitkan dengan praktik mencukur rambut kemaluan pada pasangannya. Sementara itu pada perempuan, ini lebih berkorelasi pada kepuasan keduanya.
Dalam studi tersebut, responden perempuan juga melaporkan bahwa mencukur rambut kemaluan dapat meningkatkan perasaan feminitasnya.
2. Apa sebenarnya fungsi rambut kemaluan?
Seperti halnya rambut lainnya di tubuh (rambut kepala, ketiak, alis, bulu hidung, atau bulu mata), rambut kemaluan juga memiliki banyak fungsi penting. Ini dapat melindungi area genital yang sangat sensitif, menjebak kotoran atau puing-puing yang berpotensi berbahaya, menghasilkan minyak (sebum) yang dapat mencegah perkembangbiakan bakteri penyebab penyakit, serta melindungi dari infeksi tertentu seperti selulitis, infeksi menular seksual (IMS), infeksi saluran kemih (ISK), dan vaginitis.
Sementara kaitannya dengan seks, rambut kemaluan sering kali disebut sebagai tanda kematangan seksual karena muncul saat pubertas. Bahkan pada masa lalu, ini digunakan sebagai isyarat visual bagi calon pasangan.
Selain itu, dalam beberapa teori, rambut kemaluan juga dihubungkan dengan transmisi feromon, yaitu bahan kimia pembawa "aroma" tertentu yang dapat meningkatkan daya tarik kita di depan pasangan. Akan tetapi, sebagian besar studi ilmiah terkontrol belum menunjukkan bukti kuat akan hal ini.
Tak hanya itu, rambut kemaluan juga berfungsi untuk mengurangi gesekan saat berhubungan seks, yang terkadang ini juga disebut sebagai pelumas kering, karena lebih mudah menggosok rambut ke rambut daripada kulit ke kulit. Menariknya lagi, ini juga dapat menjaga kehangatan alat kelamin yang merupakan salah satu faktor penting dalam gairah seksual.
3. Risiko kesehatan mencukur rambut kemaluan
Meski dianggap lebih higienis, mencukur atau praktik menghilangkan rambut kemaluan ternyata memiliki banyak risiko kesehatan. Di antaranya:
Potensi cedera dari penggunaan alat cukur atau metode hair removal lainnya, seperti luka bakar dan ruam.
Lebih rentan terkena infeksi patogen, seperti ISK, vaginitis, maupun infeksi jamur karena tidak adanya rambut penghalang masuknya patogen.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Pencukuran rambut juga dapat mengiritasi kulit yang meningkatkan risiko selulitis dan folikulitis.
Dalam kasus yang jarang, praktik penghilangan rambut kemaluan juga dapat menyebabkan bisul. Bisul ini biasanya berkembang dari iritasi kulit dan infeksi.
Munculnya abses, yaitu infeksi di bawah kulit yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan.
Selain beberapa risiko yang disebutkan di atas, penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa menghilangkan rambut kemaluan dikaitkan dapat meningkatkan risiko IMS. Karena, praktik ini berpeluang menciptakan cedera atau luka kecil yang bisa menjadi gerbang masuknya patogen dan penularan infeksi.
Namun, menurut penelitian terbaru dalam jurnal PLOS ONE tahun 2019, perempuan yang melakukan waxing atau mencukur rambut kemaluan tampaknya tidak memiliki risiko lebih tinggi tertular IMS, meskipun mereka melakukan praktik perawatan ekstrem (menghilangkan rambut secara menyeluruh).
Dilansir Healthline, adanya teori yang menghubungkan perawatan kemaluan dengan IMS mungkin dipengaruhi oleh faktor ketiga yang tak teramati. Misalnya tentang seberapa sering melakukan hubungan seksual, ras, pendidikan, dan lain sebagainya.
4. Jadi, apakah seharusnya mencukur rambut kemaluan sebelum berhubungan seks?
Seperti yang disinggung sebelumnya, keputusan untuk melakukan perawatan kemaluan bersifat pribadi. Jika kamu tidak ingin mencukurnya sebelum berhubungan seks, tentu ini bukan masalah.
Akan tetapi, kalau kamu lebih suka menghilangkannya sebelum berhubungan intim, cobalah untuk melakukannya sehari sebelumnya untuk memberi waktu area tersebut untuk “menenangkan diri”.
Karena area genital sangat sensitif dan rentan terhadap ingrown hair (rambut tumbuh ke dalam) segera setelah bercukur, yang mana gesekan selama berhubungan seks dapat menyebabkan iritasi, seperti dijelaskan laman Kids Health.
Tak hanya itu, hair removal pada area genital juga dapat menghilangkan jarak bantalan antara dua tubuh, sehingga memicu lebih banyak gesekan antara kulit ke kulit saat bercinta. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penularan infeksi ke pasangan.
5. Tips perawatan rambut kemaluan
Meskipun terdapat beberapa risiko kesehatan, tetapi bukan berarti kamu mengabaikan perawatan rambut kemaluan. Karena, rambut kemaluan yang tidak terawat juga dapat memicu pertumbuhan kutu dan bau tak sedap.
Sangat penting untuk melakukan pembersihan rutin dengan pencucian daerah kemaluan setiap kali mandi atau membersihkan diri. Jika ingin mencukurnya, ikuti tips ini untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan:
Disinfeksi alat cukur yang akan digunakan dan pastikan selalu mengganti pisaunya secara teratur.
Gunakan cermin genggam untuk membantu melihat apa yang kamu lakukan.
Pastikan kulit tetap lembap dan berbusa untuk menjaga area yang dicukur tetap terlumasi.
Potong atau cukur ke arah pertumbuhan rambut.
Lembapkan area kemaluan dengan minyak atau losion alami setelah bercukur untuk menenangkan kulit dan mencegahnya kering.
Hindari pakaian ketat selama beberapa hari setelahnya untuk mengurangi iritasi dan cedera akibat gesekan.
Praktik mencukur rambut kemaluan memang sangat umum. Akan tetapi, menghilangkan rambut kemaluan tepat sebelum berhubungan seks mungkin bukan pilihan terbaik untuk kesehatan seksual. Diskusikan dengan pasangan untuk mengetahui preferensi masing-masing dan mencapai kepuasan bersama. Agen Domino99
0 Komentar