Bolehkah Makan Mi Instan Setiap Hari? Ini Faktanya

SehatBugar68 -  Mi instan jadi pilihan banyak kalangan sebagai asupan makanan dalam berbagai kondisi. Mau lapar tengah malam, cheating diet, hingga tujuan penghematan, mi instan sering kali masuk ke menu andalan. Beberapa bahkan menjadikan mi siap saji ini sebagai konsumsi harian. 

Padahal, katanya mi instan mengandung berbagai kandungan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Namun, gak sedikit pula yang berargumen bahwa hal tersebut hanya mitos. Lantas, bolehkah makan mi instan setiap hari? Simak penjelasan lebih lanjut berikut.

Apa itu mi instan?

Sebagian besar dari kamu pasti pernah mengonsumsi mi instan, setidaknya sekali seumur hidup. Julukan 'instan' diberikan pada mi produksi pabrik yang dikukus, dikeringkan, kemudian dikemas, dan dipasarkan. SahabatQQ

Pembuatannya pun sangat mudah. Kamu tinggal merebus mi atau merendamnya di dalam air panas. Kemudian, tunggu beberapa saat sebelum mencampurkan bumbunya. Jika sudah, mi instan siap dinikmati. Buat yang sedang lapar berat, mi instan sering jadi pilihan, karena cara membuatnya praktis dan gak makan waktu, cuma 5 menit jadi.

Dalam setiap kemasan biasanya terdiri satu blok mi kering serta bumbu penyedap. Komposisi mi umumnya terdiri dari tepung, garam, dan minyak kelapa sawit. Adapun bumbunya terbuat dari kombinasi bahan khusus, monosodium glutamat alias MSG dan garam. Terkadang dijumpai pula sayuran yang dikeringkan. 

Kandungan mi instan

Ada buanyak merek mi instan yang ada di dunia. Bisa sebutkan salah satu favoritmu? Meski bervariasi, secara garis besar, mi siap saji ini memiliki kandungan nutrisi serupa. Dilansir Healthline, kandungan mi instan di antaranya:

Kalori: 188

Karbohidrat: 27 gram

Jumlah lemak: 7 gram

Lemak jenuh: 3 gram

Protein: 4 gram

Serat: 0,9 gram

Natrium: 861 mg

Tiamin: 43% dari RDI

Folat: 12% dari RDI

Mangan: 11% dari RDI

Besi: 10% dari RDI

Niasin: 9% dari RDI

Riboflavin: 7% dari RDI.

Jumlah di atas merupakan kandungan untuk satu porsi alias satu kemasan mi instan. Konon, ada pula variasi mi instan yang diklaim lebih sehat karena menggunakan bahan alami. Untuk kondisi tersebut, komposisi bisa saja berbeda. 

Mi instan cenderung memiliki jumlah kalori lebih rendah daripada jenis pasta lainnya, melansir Nutrition Data. Sekilas, hal tersebut mungkin jadi kabar baik buatmu yang ingin menurunkan berat badan. Namun, rendahnya kalori ini juga dibarengi dengan serat dan protein, sehingga bukan pilihan tepat untuk diet. 

Lebih lanjut, ini karena protein dan serat membawa peran penting pada sistem pencernaan. Dua jurnal berbeda yang dipublikasi dalam Journal of The American College of Nutrition menyebutkan, protein terbukti dapat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi rasa lapar. Adapun serat mampu bergerak perlahan melalui saluran pencernaan. Keduanya sangat baik sebagai manajemen berat badan. 

Plus minus mengonsumsi mi instan

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya

Pro dan kontra aturan makan mi instan terus bergema di antara pencinta makanan satu ini. Sebagian menganggap mi instan bukanlah makanan yang bisa dikonsumsi secara rutin, sementara yang lain gak menganggap demikian. 

Pada kelompok pertama, beberapa bahaya mi instan sering menjadi alasannya. Termasuk risiko darah tinggi, obesitas, gagal ginjal, hingga kerusakan hati. Nah, yang paling sering dibahas yakni kandungan monosodium glutamat (MSG). Penggunaan zat aditif satu ini bertujuan sebagai penguat dan meningkatkan cita rasa. 

Namun, faktanya, MSG secara alami ditemukan dalam produk seperti protein nabati terhidrolisis, ekstrak ragi, ekstrak kedelai, tomat dan keju. Food and Drug Administration Amerika sendiri memberikan izin kandungan MSG sintesis digunakan dalam makanan.

Meski demikian, efek potensial bagi kesehatan dari zat yang sering mendapat julukan micin ini tetap kontroversial. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah, sakit kepala, dan mual setelah mengonsumsi MSG dalam jumlah tinggi.

Belum lagi kandungan garam tinggi yang terkandung dari bahan mi dan bumbu penyedap.  Bagi seseorang yang sensitif, efek natrium dan tingginya asupan natrium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masalah ini gak hanya ditemukan dalam mi instan saja, misalnya pada snack kemasan.

Dukungan terhadap konsumsi mi instan aman berasal dari adanya kandungan mikronutrien bermanfaat bagi tubuh, termasuk zat besi, mangan, folat dan vitamin B. The American Journal of Clinical Nutrition mencatat, sekitar setengah dari mi instan, terlebih yang ada di Indonesia, diperkaya dengan vitamin dan mineral. 

Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil mengonsumsi susu dan mi dengan zat besi dapat menurunkan risiko anemia. Selain itu, beberapa mengutarakan pendapat bahwa selama barang beredar di pasaran dan memiliki izin, berarti aman untuk dikonsumsi.

Bolehkah makan mi instan setiap hari?

Cerita pengalaman makan mi instan setiap hari diunggah pada laman The Healthy. Dari penuturan yang disampaikan, penulis mengaku sengaja melakukan eksperimen mandiri untuk menjadikan mi instan sebagai makanan utama. Rencana ini berlangsung selama 5 hari penuh. 

Dalam kisah tersebut, penulis mengonsumsi beragam variasi mi instan secara bergantian sehari dua kali. Bukan hanya mi, penulis juga menyisipkan kandungan tambahan seperti tahu, potongan sayur, dan sebagian variasi lain. 

Pada hari pertama, penulis menuturkan gak ada perubahan berarti. Tubuh masih bersemangat layaknya mengonsumsi makanan biasa selain mi instan. Berlanjut ke hari kedua, ia merasa lebih lelah daripada biasanya. Meski demikian, penulis masih bisa beraktivitas seperti biasa dan gak merasa terganggu. 

Memasuki hari ketiga, penulis mengaku bangun tidur dengan merasakan asin dan haus berkepanjangan. Ia pun merasa sangat lamban dan mudah lelah sepanjang hari. Hari-hari terakhir merupakan yang terberat. 'Uji nyali' makan mi instan secara berturut-turut membuatnya gak merasa kenyang. Bahkan, penulis merasa agak mual, sakit, serta kehilangan nafsu makan. 

Bukan hanya perasaan lelah berkepanjangan, penulis juga merasa merasa sangat murung dan mudah emosi. Ia merasa bisa membentak seseorang karena hal-hal remeh yang sebetulnya bisa ditahan. Perubahan fisik juga tampak karena percobaan nyeleneh ini. Penulis mengaku mengalami penurunan berat badan hingga 4 pon atau sekitar 1,8 kilogram.

Lantas, bolehkan makan mi instan setiap hari? Jika dicermati dari pengalaman tersebut, penulis menyarankan sebisa mungkin untuk menghindari konsumsi mi cepat saji secara berturut-turut. Bahkan jika rekening bank sedang 'sepi', sebisa mungkin kumpulkan dan olah bahan lain yang lebih murah dan baik bagi kesehatan.

Informasi seputar gizi, plus minus, hingga pengalaman nyata individu membantu menjawab pertanyaan bolehkah makan mi instan setiap hari. Jika mempertimbangkan manfaat dan efek sampingnya, mi instan favorit mungkin bisa jadi pilihan untuk dikonsumsi sesekali saja. Jangan terlalu sering, supaya tak menimbulkan masalah kesehatan. Agen Domino99

Posting Komentar

0 Komentar